Friday, February 17, 2012

Bicara

Standard


Salah satu sifat Tuhan terindah adalah Maha Mendengar. Sedangkan mendengar adalah cara paling nggak enak untuk dilakukan, bagi manusia. Manusia lebih suka bicara daripada mendengar. Lebih sering mengeluh daripada syukur. Padahal struktur tubuh manusia mengisyaratkan, agar lebih banyak mendengar daripada berbicara. Dua telinga dan satu mulut itulah tandanya. Oleh karena itu bila manusia dapat mencermini sifat Tuhan. Mendengar saja. Maka akan banyak kebaikan yang ia dapat. Setidaknya ia akan aman dari tajamnya lidah.


Mungkin gambaran bahwa manusia lebih menyukai bicara daripada mendengar ada pada anekdot berikut ini.

Seorang anak sedang naik bus kota, dan duduk tepat di belakang sang supir bus.

Lalu tiba-tiba anak itu berkomat-kamit sendiri seperti orang gila, "Jika ayahku seekor sapi jantan dan ibuku seekor sapi betina pasti aku akan menjadi anak sapi."

Kata-kata itu pun diucapkannya berkali-kali. Mendengar ucapan tersebut, sang supir bus mulai merasa terganggu konsentrasinya saat sedang menyetir.

Kemudian sang supir mencoba menasehati anak tersebut untuk agar bisa diam, tetapi anak tersebut makin menjadi gaduh dengan mengucapkan kata-kata yang lainnya.

"Jika ayahku seekor gajah jantan dan ibuku seekor gajah betina aku pasti akan jadi anak gajah "

Dan seperti sebelumnya kata-kata itupun diucapkan berulang kali.

Sang supir bus pun mencoba lagi untuk menasehati anak tersebut agar dapat duduk dengan tenang dan diam.

Tetapi yang terjadi kebalikannya anak tersebut malah makin membuat kegaduhan dengan kata-kata yang diucapkan seperti tadi.

Merasa tidak kuat menahan emosi negatifnya. Sang sopir bus itu lalu berkata dengan nada keras kepada anak tersebut, "Gimana kalau Ayahmu seekor kingkong dan Ibumu seekor monyet?"

Dengan tersenyum manis anak itupun berkata, "AKU AKAN MENJADI SOPIR BUS!"

0 comments:

Post a Comment