Tuesday, February 14, 2012

Bercanda

Standard


Tahun 2000 keatas ini kesuksesan didominasi oleh para pekerja seni atau entertainer. "Teknologi tanpa citarasa seni juga tidak akan laku, produk Apple misalnya sebagai gambaran Teknologi bernilai seni tinggi" demikian menurut Ippho Right Santosa sebagai pakar otak kanan. Berbeda dengan era 1980-an keusuksesan di monopoli oleh pengguna otak kiri.

Salah satu cara untuk melihat apakah otak kanan kita lebih dominan daripada otak kiri kita adalah dengan melihat keseharian kita dalam berkomunikasi. Apakah kita telah memasukkan unsur humor dalam komunikasi, dengan bercanda contohnya. Hingga lawan bicara kita juga merasa ceria. Keceriaan dan rasa bahagia yang timbul dari canda juga akan melahirkan ide-ide yang mustahil didapatkan saat berkomunikasi dengan serius.

Saya punya cerita, seorang pengusaha sukses yang gemar bercanda dengan siapapun bahkan dengan kelas sosial yang dianggap hina oleh masyarakat. Tetapi sepandai apapun kita berkomunikasi tetap ada celah yang membahayakan.


Al-kisah pengusaha tersebut selalu jogging setiap pagi. Dan setiap lewat sebuah jalan dia selalu bertemu dengan seorang perempuan tuna susila yang berdiri di sana. Dan setiap kali pula si perempuan berteriak kepadanya “Lima ratus ribu, mau?” yang selalu dengan bercanda dia jawab, “Nggak ah, lima ribu perak saja!” Hal itu sudah menjadi kebiasaan mereka setiap kali berpapasan. “Lima ratus ribu”!”. “Nggak, lima ribu!”


Suatu hari istri si pengusaha ngotot mau ikut jogging. Biarpun sang suami berusaha dengan segala cara mencegahnya, tetap saja sang Nyonya ngotot. Sang suami mengalah sambil hatinya was-was bakal ada perang dengan istrinya kalau si perempuan tuna susila itu berteriak kepadanya. Dia tahu sang Nyonya tidak akan percaya bahwa itu cuma seloroh canda saja.


Benar saja, ketika suami istri itu jogging berdampingan mendekati jalan itu sang perempuan sudah berdiri di sana. Si pengusaha mencoba menghindari tatapan mata si perempuan dan terus berlari melewatinya.


Sang pengusaha sudah merasa senang tidak ada insiden ketika dari belakang dia mendengar sang perempuan tuna susila berteriak “Lihat sendiri kan? apa yang kamu dapat dengan lima ribu perak!”

0 comments:

Post a Comment